Umum  

3 Juni 1482: Penobatan Sri Baduga Maharaja, Awal Sejarah Kota Bogor dan Masa Keemasan Pajajaran

Bogor, 3 Juni 2025 β€” Suara Rakyat Bawah

Tanggal ini memiliki arti penting dalam catatan sejarah Indonesia, khususnya bagi masyarakat Tatar Sunda. Pada 3 Juni 1482, seorang raja besar bernama Sri Baduga Maharaja dinobatkan sebagai penguasa Kerajaan Sunda Pajajaran. Momentum penobatan ini kemudian diabadikan sebagai Hari Jadi Kota Bogor, karena pusat pemerintahan sang raja berada di Pakuan Pajajaran, wilayah yang kini menjadi jantung Kota Bogor.

πŸ“œ Dari Sunda-Galuh Menuju Pajajaran

Sebelum menjadi satu kesatuan, wilayah Sunda dan Galuh merupakan dua kerajaan yang dipimpin oleh raja-raja keturunan Tarumanagara. Pada masa pemerintahan Dewa Niskala, ayah dari Sri Baduga, terjadi peralihan kekuasaan yang kemudian menyatukan dua wilayah tersebut. Ketika Sri Baduga Maharaja naik tahta, ia memindahkan pusat pemerintahan ke Pakuan dan membentuk satu kerajaan besar yang dikenal sebagai Pajajaran.

Penobatan tersebut tercatat dalam Prasasti Batutulis, yang dibuat oleh putranya Prabu Surawisesa pada tahun 1533. Prasasti ini menyebutkan bahwa Sri Baduga Maharaja naik tahta pada hari ke-11 bulan terang Jyestha, tahun 1404 Saka β€” yang dikonversi ke kalender Masehi menjadi 3 Juni 1482.

πŸ‘‘ Masa Pemerintahan yang Gemilang

Masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja dikenal sebagai era keemasan bagi Kerajaan Pajajaran. Ia memerintah dengan bijaksana dan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Sejumlah kebijakan besar diterapkan dalam pemerintahannya:

Pembangunan Infrastruktur
Sri Baduga membangun sistem pertahanan yang tangguh di ibukota Pakuan. Ia membuat parit, jalan raya, dan istana kerajaan. Infrastruktur ini menunjukkan betapa majunya perencanaan kota saat itu.

Keseimbangan Lingkungan
Ia menciptakan samida, atau hutan larangan, yang dilestarikan sebagai kawasan suci dan tidak boleh ditebang. Ini dianggap sebagai salah satu bentuk kesadaran ekologis awal di Nusantara.

Kehidupan Sosial dan Budaya
Kehidupan budaya pada masa ini berkembang pesat. Prabu Siliwangi dikenal sebagai pelindung seni dan agama Hindu-Sunda. Ia juga menjalin hubungan diplomatik dan dagang dengan wilayah luar, termasuk pesisir utara Jawa dan kerajaan-kerajaan di Sumatra.

 

🏯 Pakuan: Kota yang Menjadi Bogor

Pusat pemerintahan Sri Baduga terletak di kota Pakuan Pajajaran, yang oleh para ahli sejarah diidentifikasi sebagai wilayah Bogor masa kini. Jejak kota tua ini ditemukan di berbagai lokasi, termasuk situs Prasasti Batutulis, Kompleks Cibalay, dan Situs Batujaya.

Pakuan kala itu merupakan kota maju dengan tata ruang teratur dan sistem sosial yang tertib. Keberadaannya sebagai pusat kekuasaan menjadi alasan kuat mengapa tanggal penobatan sang raja kemudian dijadikan Hari Jadi Kota Bogor, yang kini dirayakan setiap tanggal 3 Juni.

πŸͺ¨ Warisan dalam Prasasti dan Cerita Rakyat

Prasasti Batutulis menjadi sumber utama dalam menelusuri sejarah penobatan Sri Baduga Maharaja. Prasasti ini diukir dalam huruf dan bahasa Sunda Kuno, dan masih berdiri di kawasan Batutulis, Bogor Selatan. Dalam prasasti tersebut, nama lengkap sang raja ditulis sebagai:

> “Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata”

 

Selain prasasti, kisah tentang Prabu Siliwangi juga hidup dalam berbagai legenda Sunda. Ia dikenal sebagai sosok bijak, sakti, dan penuh karisma. Banyak cerita rakyat menyebut kepergiannya ke alam gaib bersama pasukan macan putih, sebagai simbol bahwa ia tidak pernah benar-benar pergi dari rakyatnya.

πŸ™οΈ Penetapan Hari Jadi Kota Bogor

Untuk menghargai nilai sejarah yang begitu besar, Pemerintah Kota Bogor melalui Peraturan Daerah No. 13 Tahun 1995 secara resmi menetapkan 3 Juni 1482 sebagai Hari Jadi Kota Bogor. Setiap tahunnya, peringatan ini dirayakan dengan berbagai kegiatan budaya, kirab sejarah, dan pelestarian situs-situs peninggalan masa Pajajaran.

🌟 Simbol Identitas Sunda

Sri Baduga Maharaja hingga kini tetap menjadi simbol kejayaan dan kebanggaan masyarakat Sunda. Namanya diabadikan di berbagai institusi, jalan, dan satuan militer, seperti Kodam III/Siliwangi. Sosoknya menjadi inspirasi tentang kepemimpinan yang adil, arif, dan berpihak pada rakyat serta alam.

Penobatan Sri Baduga Maharaja bukan hanya titik awal berdirinya Kota Bogor, tetapi juga tonggak penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Warisan politik, budaya, dan ekologinya tetap hidup dan terus menginspirasi hingga hari ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *