Banjarnegara (24/09) – Suara Rakyat Bawah,
Suasana haru mewarnai kediaman Waluyo, warga Desa Badakarya, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara, yang sebelumnya menjadi korban kecelakaan akibat timbunan material proyek irigasi milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak. Setelah sempat menimbulkan keresahan dan kritik tajam dari masyarakat, hari ini pihak pelaksana proyek, yaitu PT ACP, akhirnya menunjukkan sikap bertanggung jawab.
Perwakilan PT ACP, Bapak Ferry, secara langsung mendatangi rumah Waluyo untuk memberikan klarifikasi sekaligus memastikan bahwa seluruh biaya pengobatan korban akan ditanggung penuh oleh pihak perusahaan.
Pertemuan yang berlangsung sederhana namun penuh kehangatan itu dihadiri oleh keluarga korban, perwakilan PT ACP, serta Ketua Distrik LSM GMBI Banjarnegara, Slamet Wahyudi, yang hadir sebagai saksi sekaligus pendamping moral. Dalam suasana penuh kekeluargaan, pihak perusahaan menyampaikan permintaan maaf dan berkomitmen untuk tidak lepas tangan terhadap peristiwa yang telah terjadi.
“Kami dari PT ACP dengan tulus menyampaikan permohonan maaf atas musibah ini. Kami mengakui ada kelalaian dalam pengawasan di lapangan, sehingga timbunan material di jalan memicu kecelakaan. Semua biaya pengobatan Pak Waluyo menjadi tanggung jawab kami, sampai beliau benar-benar pulih,” ujar Ferry di hadapan keluarga korban.
Waluyo sendiri, dengan kondisi tubuh yang masih dalam masa pemulihan, menyambut baik niat baik pihak perusahaan. Meski masih menahan rasa sakit, ia mengaku lega bahwa beban biaya pengobatan tidak harus ditanggung sendiri. “Saya terima niat baik ini, semoga jadi pelajaran bagi semua pihak agar kejadian seperti ini tidak terulang,” ungkap Waluyo dengan mata berkaca-kaca.
Suasana pertemuan menjadi semakin syahdu ketika Slamet Wahyudi, Ketua Distrik LSM GMBI Banjarnegara, memberikan pernyataan. Ia menekankan pentingnya rasa tanggung jawab sosial dari para pelaksana proyek, serta mengingatkan bahwa pembangunan tidak boleh mengorbankan keselamatan rakyat kecil.
“Ini bukan hanya soal biaya pengobatan. Ini tentang tanggung jawab moral dan kepedulian. Rakyat kecil seperti Pak Waluyo tidak boleh menjadi korban akibat kelalaian proyek yang seharusnya membawa manfaat. Kami berterima kasih pihak PT ACP mau datang langsung, duduk bersama, dan menyelesaikan secara kekeluargaan. Semoga ini menjadi teladan,” ucap Slamet dengan nada tenang namun penuh makna.
Pertemuan itu akhirnya ditutup dengan saling berjabat tangan. Ada kelegaan yang terpancar dari wajah keluarga korban, ada pula rasa tanggung jawab yang kian ditekankan oleh pihak pelaksana proyek. Walaupun peristiwa ini meninggalkan luka, namun cara penyelesaiannya menghadirkan pelajaran berharga bahwa masalah bisa dirampungkan dengan sikap tulus, kekeluargaan, dan komitmen untuk lebih baik ke depan.
Kasus Waluyo menjadi pengingat bahwa setiap pembangunan infrastruktur harus tetap menempatkan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama. Dan hari ini, di sebuah rumah sederhana di Banjarnegara, kita menyaksikan bagaimana sebuah konflik dapat diurai menjadi harmoni lewat niat baik, kejujuran, dan kepedulian bersama.