Jakarta — Suara Rakyat Bawah,
Tanggal 22 Juni, di antara deretan hari-hari biasa dalam kalender, menyimpan makna yang luar biasa bagi perjalanan bangsa Indonesia. Pada tanggal inilah, dua peristiwa penting yang terjadi dalam rentang waktu lebih dari empat abad menjadi penanda awal terbentuknya jati diri negeri ini: kelahiran Jakarta, dan lahirnya Piagam Jakarta.
Sejarah mencatat, pada 22 Juni 1527, pasukan Kesultanan Demak yang dipimpin oleh Fatahillah berhasil merebut pelabuhan Sunda Kelapa dari penjajah Portugis. Kemenangan itu bukan sekadar soal peperangan, tetapi juga tentang harga diri dan kemerdekaan. Sebagai bentuk syukur atas kemenangan tersebut, pelabuhan strategis di pesisir utara Jawa itu kemudian dinamakan Jayakarta, yang berarti “kemenangan yang sempurna”.
Nama itu kemudian dikenal luas, berubah menjadi Batavia saat penjajahan Belanda, hingga akhirnya kembali ke pangkuan republik sebagai Jakarta—ibu kota negara sekaligus pusat pemerintahan dan denyut nadi Indonesia modern. Sejak saat itu, 22 Juni diperingati sebagai Hari Jadi Kota Jakarta, sebagai bentuk penghargaan atas sejarah panjang kota ini.
Namun, 22 Juni tidak hanya bicara tentang kota.
Pada 22 Juni 1945, menjelang kemerdekaan Indonesia, sembilan tokoh bangsa yang tergabung dalam Panitia Sembilan duduk bersama untuk merumuskan dasar negara. Hasil kerja keras dan musyawarah mereka melahirkan sebuah dokumen penting yang dikenal sebagai Piagam Jakarta. Naskah itu menjadi cikal bakal Pembukaan UUD 1945 dan fondasi bagi Pancasila, ideologi negara yang menjadi perekat bangsa hingga hari ini.
Meski Piagam Jakarta sempat mengalami revisi demi menjaga persatuan bangsa yang majemuk, semangat di balik kelahirannya tetap menjadi tonggak sejarah tak ternilai. Ia membuktikan bahwa bangsa Indonesia dibangun tidak hanya dengan senjata, tetapi juga dengan dialog, perbedaan pendapat, dan niat mulia untuk bersatu.
Dua peristiwa, dua kelahiran, namun satu jiwa yang sama: jiwa Indonesia. Sebuah semangat yang tak lekang oleh zaman—semangat untuk merdeka, bersatu, dan membangun negeri ini dengan nilai-nilai luhur yang diwariskan para pendahulu.
22 Juni bukan sekadar tanggal. Ia adalah pengingat, bahwa Indonesia lahir dari perjuangan dan pemikiran besar. Dan setiap tahunnya, kita diingatkan kembali akan warisan itu: bahwa kemerdekaan dan identitas bangsa ini berakar pada sejarah yang panjang dan penuh makna.